RUANG DAN WAKTU: ANTARA FILSAFAT DAN FISIKA MODERN

OPINI
Bagikan ke :

Oleh:  Asyraf Khayali
(Pecinta seni kaligrafi dan hobi bermain catur yang saat ini menyibukkan di dalam meyaksikan film-film superhero)

Berawal dari Heraklitus di zaman Yunani kuno yang pernah mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial di zamanya dengan mengatakan bahwa manusia tidak akan pernah melompat di sungai yang sama. Artinya, segala sesuatu itu mengalir, senantiasa berubah, dan tak ada yang diam. Pemikiran Heraklitus tersebut cukup berpengaruh dalam membentuk konstelasi pemikiran generasi berikutnya. Plato, misalnya, mengatakan bahwa seluruh realitas bergerak secara abadi dari satu bentuk ke bentuk lainnya, namun seluruh gerak tersebut dikendalikan oleh jiwa universal.

Kemudian, Aristoteles hadir dengan pernyataannya bahwa gerak terus-menerus tersebut tidak mungkin terjadi, karena keseluruhan gerak senantiasa dikendalikan oleh “dorongan-dorongan” tertentu. Hal tersebut terjadi karena mustahil sesuatu itu bergerak dengan sendirinya.

Argumen Aristoteles ini kemudian diadopsi oleh Ibnu Rusyd bahwa keseluruhan gerak tersebut terikat pada hukum sebab-akibat, dan sebab-sebab tersebut berujung pada sebab yang terakhir yang tidak bergerak. Dalam bahasa Ibnu Rusyd, sebab yang terakhir ini disebut sebagai Penggerak Pertama Yang Tidak Bergerak, yakni Allah swt.

Mulla Sadra justru memiliki argumen yang cukup berbeda dengan mengajukan dua jenis gerak. Pertama, gerak dalam pengertiannya yang “qath’i” di mana gerak merupakan proses tunggal dan berkelanjutan dari awal hingga akhir, dan proses berkelanjutan ini terpatri dalam imajinasi. Kedua, gerak dalam arti sebagai proses yang berubah-ubah secara bertahap sehingga dapat eksis di luar dirinya.

Argumen-argumen di atas berpuncak pada pemikiran Albert Einstein, sang penggagas teori relativitas. Pemikiran Einstein merupakan pembalikan atas pemikiran filosofis Newtonian yang menganggap gerak benda-benda hanya terjadi pada dirinya sendiri. Einstein mengatakan bahwa keseluruhan gerak itu bersifat fleksibel, dinamis, dan relatif dalam ruang dan waktu.

Bahkan, Stephen Hawking saat berbicara tentang waktu, secara radikal menyatakan bahwa waktu dapat menyusut hingga mencapai titik nol, yakni singularitas. Dalam keadaan singularitas tersebut ruang-waktu tak dapat lagi disebut sebagai “sejarah tunggal” yang linear, tetapi berkembang menjadi momen sejarah yang berbeda-beda. Di sini, Hawking ingin menyebutkan bahwa pada dasarnya ruang-waktu itu berhingga namun tak memiliki batas. Sebuah peristiwa yang dilabelinya sebagai “awal jagad raya dalam waktu imajiner”.

Para pemikir yang telah disebutkan di atas memiliki kesamaan pola pikir, yakni bahwa keseluruhan realitas tidaklah bersifat statis, tetapi dinamis. Alam semesta tidaklah diam, tetapi bergerak. Bahkan, ruang-waktu pun juga bergerak secara relatif. Memang, di antara para filsuf terdapat perbedaan pendapat ihwal apakah waktu itu bersifat subjektif atau objektif. Namun, secara garis besar pemikiran-pemikiran itu dapat dikategorikan dalam empat kelompok besar.

Pertama, subjektivisme, yakni pemikiran yang menyatakan bahwa waktu itu tidaklah nyata dan hanya bersifat subjektif-individual. Subjektivisme waktu ini dianut oleh Parmenides, Zeno, Advaita Vedanta, Sidharta Gautama, Descartes, Leibniz, Locke, Hume dan Barkeley.

Kedua, realisme ekstrim, yang mengatakan bahwa waktu adalah realitas absolut yang bersifat universal, tidak mempunyai kesatuan intrinsik dan hanya menunjukkan urutan-urutan murni. Filsafat Jawa, Jainisme, Newton dan Whitehead menganut paham semacam ini.

Ketiga, realisme lunak, orang-orang yang menganut paham ini mengatakan bahwa waktu merupakan aspek perubahan yang nyata, walaupun dihasilkan oleh subjek yang melakukan abstraksi. Paham ini dianut oleh Aristoteles, Thomas Aquinas dan Eisntein.

Keempat, subjetifisme lunak, yakni paham yang menerima waktu sebagai susuatu yang heterogen sebagaimana keyakinan kaum intuisionis seperti Henry Bergson, atau sebagai dimensi historis dari pribadi seperti yang diyakini kaum eksistensialis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *