Warga Desa Sausu Keluhkan Kondisi Jalan yang Berlubang dan Membahayakan

DAERAH
Bagikan ke :

FOKUSSULTENG.COM, SAUSU – Warga Desa Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, kembali menyampaikan keluhan terkait kondisi jalan yang rusak parah, terutama di sepanjang jalan trans. Berbagai lubang menganga di sejumlah titik, mengganggu kelancaran lalu lintas dan mengancam keselamatan pengguna jalan.

Keluhan mengenai kondisi jalan yang rusak parah di Desa Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, semakin meluas. Melalui berbagai platform media sosial, warga setempat menyuarakan keprihatinan mereka terhadap kondisi infrastruktur jalan yang memprihatinkan.

“ruas jalan Trans sulawesi di kecamatan Sausu pertama kali di bangun di awal tahun 90-an. Beberapa kali ada perbaikan, penambalan dan pembangunan rabat beton, namun perluasan jalan tidak pernah masuk dalam proyek penyelengaraan jalan hingga hari ini. Proyek penambalan jalan pun bukan solusi mengatasi rusaknya jalan kami yang berlubang dan sempit. Ada puluhan kecelakaan terjadi di Kecamatan Sausu sepanjang tahun 2024 saja. Dan di tahun ini pun kami mengawali tahun dengan berita laka lantas. Mohon perhatian masukan dari kami warga sipil.” tulis akun Bayu Suryanto dengan men-tag akun BPJN Sulteng.

selain itu juga salah satu akun media sosial “Achmat Basori” memposting parodi musik melalui “Info Kecamatan Sausu”, menyuarakan kekecewaannya terhadap kondisi jalan yang rusak parah melalui sebuah parodi musik berjudul “Selamat datang di wisata seribu lubang”. postingan salah satu akun dimedia sosial.

Kreatif ini, secara sinis menyoroti banyaknya lubang di jalan yang menghambat aktivitas sehari-hari masyarakat. Kondisi jalan yang berlubang di Desa Sausu telah menjadi keluhan warga sejak lama.

Kerusakan jalan tersebut tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara, tetapi juga berpotensi membahayakan pengguna jalan. Parodi musik ini diharapkan dapat menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk segera memperbaiki infrastruktur jalan di Desa Sausu.

Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong diharapkan segera merespon keluhan masyarakat dan mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan di Desa Sausu. Parodi musik ini membuktikan bahwa suara masyarakat dapat didengar dan diperjuangkan melalui berbagai cara, termasuk karya seni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *